Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas
hortikultura yang penting baik karena harganya yang cukup baik maupun
penggunanya dalam konsumsi masyarakat. Tomat dapat dikonsumsi sebagai
sayur atau buah segar maupun dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti
saus tomat.
Secara umum tomat dapat ditanam di
dataran rendah sampai dataran tinggi. Tomat menghendaki tanah yang
gembur, porus, subur dengan kemasaman tanah (pH) antara 5 – 6, curah
hujan 750-1. 250 mm/tahun dan kelembaban relatif 25%.
Teknis budidaya tomat dapat berbeda-beda antara daerah yang satu
dengan daerah yang lain tergantung kondisi lahan, ketinggian tempat,
kondisi agroklimat, kebiasan dan kemampuan petani yang bersangkutan
serta pembiayaan yang tersedia. Oleh karena penting sebelum
mengusahakan tomat secara intensif harus berkonsultasi terlebih dahulu
dengan petugas teknis atau penyuluh pertanian setempat, namun secara
umum teknis budidaya tomat secara singkat dapat kami sampaikan
sebagai berikut :
Persiapan Lahan
Pilihlah lahan yang gembur dan subur dengan pengairan yang baik.
Pilih juga lahan yang sebelumnya tidak ditanami dengan tomat atau
tanaman lain yang masih dalam satu famili Solanaceae seperti cabai, terong, tembakau atau kentang untuk memutus siklus organisme pengganggu tanaman (OPT) .
Tanah diolah sempurna, apabila pH tanah rendah tambahkan kapur
pertanian dengan takaran 150 kg per 1. 000 meter persegi , disebar dan
diaduk rata bersamaan dengan pengolahan tanah. Kemudian dibuat
bedengan dengan lebar 120 – 160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm
untuk barisan tunggal. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar
20-30 cm dengan kedalaman 30 cm.
Pupuk dasar perlu diberikan, biasanya terdiri dari 4 kg Urea/ZA,
7,5 kg TSP dan 4 kg KCl untuk setiap 1. 000 meter persegi atau jika
memakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) takaranya kurang lebih 20 kg
per 1000 meter persegi. Pupuk dasar dicampur merata dengan tanah di
atas bedengan dan biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam. Lubang tanam
dibuat dengan ukuran diameter kurang lebih 10 cm sedalam 15 cm dengan
jarak antar lubang tanam 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan.
Persemaian
Pilih benih tomat dari varietas unggul yang telah direkomendasikan.
Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 2 : 1, kemudian masukkan dalam polibag. Masukkan
benih satu per satu dalam polibag dan tutup tipis dengan tanah halus.
Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan
sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi
campuran media tanam. Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi
tanah). Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai)
pindahkan ke lapangan.
Tanam
Tanam dilakukan pada saat bibit berumur 3 – 4 minggu dengan daun 5-6
helai. Tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari. Buka polibag terlebih
dahulu, kemudian masukan bibit pada lubang tanam sampai batas pangkal
batang, ditimbun dengan tanah dengan agak ditekan dan siram dengan
air.
Untuk bibit yang mati, rusak atau pertumbuhan nya tidak normal
lakukan penyulaman maksimal sampai tanaman berumur 2 minggu setelah
tanam (MST) dan lakukan pengairan/penyiraman setap hari sampai tanaman
tumbuh normal. Segera pasang ajir agar tidak merusak perakaran
tanaman dengan ketinggian ajir 1 – 1,5 m.
Pemupukan Tanaman.
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 MST dengan
Urea dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 dengan takaran 1-2 gram per
tanaman. Pupuk diberikan 3 cm di sekeliling tanaman, tutupkembali
dengan tanah dan siram air. Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 MST
dengan pupuk yang sama dengan takaran 5 gr , diberikan 5 cm
sekeliling batang tanaman. Pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat
tanaman berumur 4 MST dengan pupuk yang sama dengan takaran 7 gram
per tanaman, diberikan 7 cm sekeliling tanaman. Pupuk organik cair
dapat diaplikasikan setiap 7 hari sekali dengan cara disemprotkan
dengan takaran sesuai rekomendasi.
Penyiangan dan Pembumbunan.
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 28
hari setelah tanam (HST) bersamaan dengan penggemburan dan pemupukan
susulan diikuti pengguludan tanaman. Penyiangan dan pembmbunan
selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 40 – 45 HST.
Pengajiran
Untuk menopang tanaman agar tidak mudah roboh, tanaman yang telah
mencapai ketinggian 10 – 15 cm harus segera diikat pada ajir.
Pengikatan diakukan kembali setiap tanaman bertambah tinggi kurang
lebih 20 cm. Tanaman diikat dengan bentuk seperti angka 8 dengan tali
plastik (rafia/rumput jepang), sehingga tanaman tidak rusak tergesek
oleh ajir.
Pembuangan Tunas / Perempelan.
Perempelan atau pembuangan tunas yang tidak produktif dilakukan
setiap minggu dan hanya mempertahankan 3 cabang utama untuk setiap
tanaman. Perempelan ini bertujuan untuk merangsang pembungaan pada saat
tanaman berumur 32 HST. Sebaiknya perempelan dilakukan pada pagi hari
agar luka cepat mengering sehingga tidak menjadi tempat masuknya
penyakit.
Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Beberapa jenis OPT penting yang menyerang tanaman tomat antara lain Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.), Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.), Aphid, Trips, Nematoda, penyakit yang disebabkan oleh cendawan seperti layu fusarium, bercak daun, busuk daun dan Antraknosa.
Berkaitan dengan banyaknya jenis OPT yang menyerang tanaman tomat
ini, maka secara lengkap jenis OPT dan cara-cara pengendalianya akan di
bahas secara khusus dalam tulisan – tulisan selanjutnya.
Panen dan Pasca Panen.
Tomat dapat dipanen apabila kulit tomat telah
berubah warna dari hijau menjadi kekuning-kuningan. Panen sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan interval panen antara 2-3
hari sekali. Setelah dipetik buah segera dimasukan ke wadah angkut dan
letakkan ditempat yang teduh.
0 komentar:
Posting Komentar